Proses
Pembuatan Baja
A.
Konvertor
Konvertor
adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat dari pelat baja. Bagian
dalam dilapisi dengan batu tahan api yang berfungsi untuk menyimpan panas yang
hilang sekaligus menjaga supaya pelat baja tidak lekas aus. Bejana tersebut
dapat diputar pada kedua porosnya. pada bagian bawah konvertor terdapat
saluran-saluran yang berdiameter antara 15 - 20 mmsebanyak 120 - 150 buah.
Melewati poros yang satu dialirkan udara yang bertekanan 1.5 - 2 atmosfer.
Sedangkan pada poros yang lain dihubungkan dengan roda gigi untuk mengatur
kedudukan konvertor.
B.
Proses
Konvertor Thomas
Proses
Thomas (1878) Konvertor Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya adalah
proses basa, sebab batu tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk
mengolah besi kasar yang bersifat basa. Muatan konvertor Thomas adalah besi
kasar putih yang banyak mengandung fosfor. Proses pembakaran sama dengan proses
pada konvertor Bessemer, hanya saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah
zat arangnya terbakar. Pengaliran udara tidak terus-menerus dilakukan karena
besinya sendiri akan terbakar. Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan
menganggap selesai prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap tinggi. Guna
mengikat fosfor yang terbentuk pada proses ini maka diberi bahan tambahan batu
kapur agar menjadi terak. Terak yang bersifat basa ini dapat dimanfaatkan
menjadi pupuk buatan yang dikenal dengan nama pupuk fosfat. Hasil proses yang
keluar dari konvertor Thomas disebut baja Thomas yang biasa digunakan sebagai
bahan konstruksi dan pelat ketel.
Proses
Thomas disebut juga “Basic Bessemer Process” yaitu proses Bessemer dalam
keadaan basa. Proses ini memakai Converter yang di bagian dalamnya dilapisi
bahan tahan api (refractory) bersifat basa seperti dolomite (Mg CO3 CaCO3).
Pertama-tama
converter diisi dengan batu kapur, kemudian besi mentah (pig iron) cair yang
mengandung unsur phosfor (P) : 1,6 - 2% ; dan sedikit Si dan S (0,6% Si, 0,07 %
S).
Pada
periode I (Slag forming period = Silicon blow) yaitu pada saat penghembusan,
unsur Fe, Si, Mn akan teroksider dan terbentuklah terak basa (basic slag).
Dengan adanya batu kapur, akan terjadi kenaikan temperatur, tetapi unsur
phosfor (P) yang terkandung dalam besi mentah belum dapat dipisahkan dari Fe.
Pada periode ke II (The brilliant flame blow = Carbon blow) yang ditandai
dengan adanya penurunan temperatur, dimana Carbon (C) akan terbakar, berarti
kadar C menurun. Jika kadar C tinggal 0,1 - 0,2%, maka temperatur akan turun
menjadi 1400 - 1420oC.
Setelah temperatur turun menjadi 1400oC,
mulailah periode ke III (Reddish Smoke Periode) yaitu terjadinya oksidasi dari
Fe secara intensif dan terbentuklah terak. Peristiwa ini berlangsung + 3 - 5
menit, dan selanjutnya terbentuklah terak Phospor [CaO)4.P2O5] yang diikuti
kenaikan temperatur yang mendadak menjadi 1600oC. Setelah periode ke III ini
berakhir, hembusan udara panas dihentikan dan converter dimiringkan untuk
mengeluarkan terak yang mengapung di atas besi cair. Kemudian diberi
doxiders/deoxidising agents misalnya Ferro Monggan, Ferro Silicon atau
Aluminium untuk menghilangkan Oksigen (O2) serta memberikan kadar Mn dan Si
supaya diperoleh sifat-sifat tertentu dari baja yang dihasilkan. Terak yang
dihasilkan mengandung + 22 % P2O5 merupakan hasil ikatan yang diperoleh dan
dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Baja yang dihasilkan digunakan sebagai
bahan dalam proses pengecoran seperti pembuatan baja tuang atau baja profil
(steel section) seperti baja siku, baja profil I, C.
Gambar:
0 Response to "Proses Pembuatan Baja,Konvertor Thomas"
Post a Comment